Gaya Pembeli Yang Membosankan Dimata Sales Rumah
*Contoh Calon Pembeli Rumah Banyak Gaya Sok Kaya Kenyataannya Tak Mampu membeli rumah yang sudah Ia tunjuk dan lihat secara detail...
Pembeli tidak punya etika, saat datang kelokasi tanya rumah dan banyak omong bak orang hebatt.., bisaanya tanpa permisi dahulu sandal / sepatu yg dipakai tidak di copot mengotori lantai kramik rumah contoh, tidak permisi dulu serasa itu rumah milik kakek/bapaknya saja. Lihat lihat seluruh ruangan rumah K Mandi, K Tidur, Dapur, Teras Belakang Bergaya serius mau beli Tanya ini itu nyerocos terus menerus sambil ceramah ini itu bergaya bos seperti orang mampu mau beli rumah tersebut. Sambil sok mengatur ini harus dirubah tampil muka rumahnya
supaya anak anak Saya suka. Sales pun memberikan brosur ini juragan/bos brosurnya rumah mewah Rp. 600 jutaan, silakan dibaca angsuran dan syaratnya, dijawab pembeli konyol oh iya saya sudah tahu kok itu pak,...
Sales membatin dalam hati harga KPR rumah dan Syarat KPR saja belum dipenuhi sebagai sayarat kredit dan belum tentu ACC kreditnya (sp3k) gaya sudah mengatur ngatur. Calon Pembeli sudah bergaya seperti mau beli Cash Tunai. 10 menit kemudian ternyata pembeli tersebut mulai lihat rumah brosur type 50 m2 / 85 m2, harga rumah Rp. 625 Juta Harga Tunai dengan proses KPR Rumah Syarat gaji wajib Rp. 15 Juta / perbulan. Bukannya malah mikir apakah itu harga sesuai dengan penghasilan bulanannya tapi malah nanya balik Saya Minat rumah ini bagus sekali dan mewah cocok untuk keluarga besar terhormat Saya, sambil nyerocos cerita tentang dirinya dan keluarganya.
Lanjut sales bertanya balik ok ya pak, lanjut lagi, bpk sudah tahukan harga rumah 600 juta dp 10 % Rp. 60 juta, angsuran 5,5 juta perbulan 15 thn itu gambaran umumnya, tambah biaya KPR asumsi Rp. 25 juta. Total DP + Biaya KPR Rp 75 Juta. Murah kan biaya dan angsurannya pasti Bpk mampu bayar kan tadi sudah tunjuk tunjuk cocok sambil ceramah cerita ngalor ngidul dan bilang juga cocok untuk keluarga besar Saya. Syarat lengakapi saya : slip gaji minimal 15 Juta perbulan 3 bulan akhir, rekening buku tabungan 3 bulan terakhir, kk, ktp, akte nikah.
Eh ternyata calon pembeli tersebut bertanya balik bilang ke sales maaf nih pak bisa nawarkan ya ? sales bingung apa yang ditawar pak kan tadi udah ok harganya ?..Oh gitu ya mau nawar, itu harga bisa turun tidak ya ? jadi 500 juta saja ya pak, biaya dp dan bea kpr saya cicil ya 12 bulan, sales menjawab dengan lugas tidak bisa pak itu harga property / rumah harga fik dari pengembang sudah pasti. Sambil Tanya balik Sisales bilang tadi sampean Bpk kan sudah baca brosur nya harga 600 juta dan setuju masa sih nawar harga sampe 125 juta turunnya, Jadi Harga Rp. 500 Juta.
Alhasil, Kalau tidak punya kemampuan beli rumah harga mewah, ngaku dari awal saya tidak mampu harga 600 jutaan itu lebih bijak, bilang gaji bulanan cuman Rp. 7 Jutaan, dan mampunya bayar angsuran 3 juta perbulan itu ?, kan jadi enak lebih fokus, beli harus disesuaikan dengan kemampuan pembeli, Sisales Juga tidak Bodoh bodah amat lah mas bro,.. pasti Konsumen di alihkan keproduk Dia yang harganya lebih murah. lebih baik jujur diawal terhadap kemampuan keuangan pribadi sendiri bilang aja gaji saya sekian misal 6 juta, dan mampu bayar angsuran 3 juta perbualan, jadi tidak usah banyak gaya lihat lihat rumah 2 lantai, tengok sana sini padahal itu rumah harganya tidak sesuai kemampuannya.
Malu pastinya kita pada diri sendiri sok mampu beli padahal tidak mampu sebab penghasilan tidak cukup. kesimpulannya , etika konsumen wajib sesuaikan dengan daya beli kemampuannya, ukur kemampuan angsuran kpr misal mampu bayar 3 juta perbulan jujurlah pada sales rumah, mampu belinya rumah type 36 m2 ya beli rumah segement itu, jangan mikir beli rumah type 50 m2, atau rumah 2 lantai harga 600 juta. Membeli itu bukan karena gaya gayaan, membeli itu Karena kebutuhan primer/hot buyer, bukan sekadar iseng iseng saja, Ukur kemampuan penghasilan pribadi individu itu lebih bijak dan terukur supaya bisa dapat produk yang sesuai. Pertanyaannya apakah kamu seperti type pembeli diartikel ini yang membosan / banyak omong tapi ternyata tak mampu beli karena penghasilan lemah ?? Tentunya tidak Jika Kita ingin disebut pembeli yang bijaksana. sekian sudah baca artikelnya jangan lupa share, like, postingan ini
*Contoh Calon Pembeli Rumah Banyak Gaya Sok Kaya Kenyataannya Tak Mampu membeli rumah yang sudah Ia tunjuk dan lihat secara detail...
Pembeli tidak punya etika, saat datang kelokasi tanya rumah dan banyak omong bak orang hebatt.., bisaanya tanpa permisi dahulu sandal / sepatu yg dipakai tidak di copot mengotori lantai kramik rumah contoh, tidak permisi dulu serasa itu rumah milik kakek/bapaknya saja. Lihat lihat seluruh ruangan rumah K Mandi, K Tidur, Dapur, Teras Belakang Bergaya serius mau beli Tanya ini itu nyerocos terus menerus sambil ceramah ini itu bergaya bos seperti orang mampu mau beli rumah tersebut. Sambil sok mengatur ini harus dirubah tampil muka rumahnya
supaya anak anak Saya suka. Sales pun memberikan brosur ini juragan/bos brosurnya rumah mewah Rp. 600 jutaan, silakan dibaca angsuran dan syaratnya, dijawab pembeli konyol oh iya saya sudah tahu kok itu pak,...
Sales membatin dalam hati harga KPR rumah dan Syarat KPR saja belum dipenuhi sebagai sayarat kredit dan belum tentu ACC kreditnya (sp3k) gaya sudah mengatur ngatur. Calon Pembeli sudah bergaya seperti mau beli Cash Tunai. 10 menit kemudian ternyata pembeli tersebut mulai lihat rumah brosur type 50 m2 / 85 m2, harga rumah Rp. 625 Juta Harga Tunai dengan proses KPR Rumah Syarat gaji wajib Rp. 15 Juta / perbulan. Bukannya malah mikir apakah itu harga sesuai dengan penghasilan bulanannya tapi malah nanya balik Saya Minat rumah ini bagus sekali dan mewah cocok untuk keluarga besar terhormat Saya, sambil nyerocos cerita tentang dirinya dan keluarganya.
Lanjut sales bertanya balik ok ya pak, lanjut lagi, bpk sudah tahukan harga rumah 600 juta dp 10 % Rp. 60 juta, angsuran 5,5 juta perbulan 15 thn itu gambaran umumnya, tambah biaya KPR asumsi Rp. 25 juta. Total DP + Biaya KPR Rp 75 Juta. Murah kan biaya dan angsurannya pasti Bpk mampu bayar kan tadi sudah tunjuk tunjuk cocok sambil ceramah cerita ngalor ngidul dan bilang juga cocok untuk keluarga besar Saya. Syarat lengakapi saya : slip gaji minimal 15 Juta perbulan 3 bulan akhir, rekening buku tabungan 3 bulan terakhir, kk, ktp, akte nikah.
Eh ternyata calon pembeli tersebut bertanya balik bilang ke sales maaf nih pak bisa nawarkan ya ? sales bingung apa yang ditawar pak kan tadi udah ok harganya ?..Oh gitu ya mau nawar, itu harga bisa turun tidak ya ? jadi 500 juta saja ya pak, biaya dp dan bea kpr saya cicil ya 12 bulan, sales menjawab dengan lugas tidak bisa pak itu harga property / rumah harga fik dari pengembang sudah pasti. Sambil Tanya balik Sisales bilang tadi sampean Bpk kan sudah baca brosur nya harga 600 juta dan setuju masa sih nawar harga sampe 125 juta turunnya, Jadi Harga Rp. 500 Juta.
Alhasil, Kalau tidak punya kemampuan beli rumah harga mewah, ngaku dari awal saya tidak mampu harga 600 jutaan itu lebih bijak, bilang gaji bulanan cuman Rp. 7 Jutaan, dan mampunya bayar angsuran 3 juta perbulan itu ?, kan jadi enak lebih fokus, beli harus disesuaikan dengan kemampuan pembeli, Sisales Juga tidak Bodoh bodah amat lah mas bro,.. pasti Konsumen di alihkan keproduk Dia yang harganya lebih murah. lebih baik jujur diawal terhadap kemampuan keuangan pribadi sendiri bilang aja gaji saya sekian misal 6 juta, dan mampu bayar angsuran 3 juta perbualan, jadi tidak usah banyak gaya lihat lihat rumah 2 lantai, tengok sana sini padahal itu rumah harganya tidak sesuai kemampuannya.
Malu pastinya kita pada diri sendiri sok mampu beli padahal tidak mampu sebab penghasilan tidak cukup. kesimpulannya , etika konsumen wajib sesuaikan dengan daya beli kemampuannya, ukur kemampuan angsuran kpr misal mampu bayar 3 juta perbulan jujurlah pada sales rumah, mampu belinya rumah type 36 m2 ya beli rumah segement itu, jangan mikir beli rumah type 50 m2, atau rumah 2 lantai harga 600 juta. Membeli itu bukan karena gaya gayaan, membeli itu Karena kebutuhan primer/hot buyer, bukan sekadar iseng iseng saja, Ukur kemampuan penghasilan pribadi individu itu lebih bijak dan terukur supaya bisa dapat produk yang sesuai. Pertanyaannya apakah kamu seperti type pembeli diartikel ini yang membosan / banyak omong tapi ternyata tak mampu beli karena penghasilan lemah ?? Tentunya tidak Jika Kita ingin disebut pembeli yang bijaksana. sekian sudah baca artikelnya jangan lupa share, like, postingan ini
0 Komentar untuk "Pembeli Rumah Membosankan Sok Kaya Raya "